Thursday, March 6, 2008

Keutamaan Agama Islam part 2

KEUTAMAAN AGAMA ISLAM (2)
Oleh: Syeikh Walid bin Muhammad Saif An Nasr hafidzohulloh

* ISLAM AGAMA YANG SESUAI DENGAN FITROH

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahulloh berkata :"Sungguh Nabi sholAllahu'alaihi wa sallam telah bersabda :
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى اْلفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يَهُوِّدَانِهِ أ َوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
artinya : "Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan Fitroh (beragama islam) hanya saja kedua orangtuanya menjadikannya beragama Yahudi atau Nasrani atau Majusi."
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
“ Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama(Allah): (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)agama yang lurus; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.“ (Ar Ruum:30)

وَفِي اْلحَدِيْثِ الصَحِيْحِ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم : قَالَ اللهُ تَعَالَى : إِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِيْ حُنَفَاءَ, فَاجْتَالَتْهُمُ الشَّيَاطِيْنُ وَ حَرَّمْتُ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَ أَمَرْتُهُمْ أَنْ يُشْرِكُوْا بِي مَا لَمْ يُنَزَّلْ بِهِ سُلْطَانَا.
Dalam Hadits yang shohih, dari Nabi SholAllahu 'alaihi wa sallam : Allah berfirman : "Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan lurus(bertauhid) maka syaiton menyelewengkan mereka. Mereka(syaiton-syaiton) mengharamkan bagi hamba-hamba-Ku apa yang Aku halalkan bagi mereka dan memerintahkan untuk menyekutukan-Ku, yang (Allah) tidak menurunkan keterangan tentang itu."

Agama yang lurus adalah istiqomah dengan mengikhlaskan ibadah kepada Allah disertai dengan kecintaan dan ketundukan kepada-Nya. Dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, baik dalam kecintaan maupun ketundukan, karena ibadah mengandung makna yang sempurna dalam kecintaan dan ketundukan, sehingga tidak ada siapapun juga yang berhak diibadahi melainkan hanyalah Allah. Begitu pula dengan rasa takut, taqwa dan tawakal hanya kepada Allah semata. Sedangkan Rosulullah ditaati dan dicintai. Halal adalah apa-apa yang dihalalkan-Nya, sedangkan harom adalah apa-apa yang diharamkan-Nya dan agama adalah seluruh apa yang disyariatkan-Nya.

Allah Ta'ala berfirman:
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
“ Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rosul-Nya dan takut kepada Allah serta bertaqwa kepada-Nya maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.“ (An Nur : 52)

Allah Ta'ala berfirman:
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوْاْ مَا آتَاهُمُ اللّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللّهُ سَيُؤْتِينَا اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللّهِ رَاغِبُون
" Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rosul-Nya kepada mereka dan berkata,"Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian karunia-Nya dan demikian (pula) Rosul-Nya. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah." (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)." (At Taubah : 59)

inilah hakekat agama islam yang sebenarnya." (Majmu' fatawa Ibnu Taimiyah 10/467)

* ISLAM MENGHAPUS DOSA YANG TELAH LALU

عَنْ عَمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ للِنَّبِيُّ صلى الله عليه و سلم لمَاَ أَسْلَمَ : أُرِيْدُ أَنْ أَشْتَرِطَ قَالَ : تَشْتَرِطُ مَاذَا ؟ قُلْتُ : أَنْ يُغْفَرَ لِي قَالَ : أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ الإِسْلاَمَ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ.(رواه مسلم:121)
Dari Amr bin Al Ash radhiyAllahu'anhu ia berkata kepada Nabi SholAllahu 'alaihi wa sallam ketika ia masuk Islam : "Saya menginginkan sebuah persyaratan." Beliau bertanya : "Persyaratan apa ? aku berkata : " Persyaratan agar dosaku diampuni." Maka beliau bersabda :"Tidakkah engkau mengetahui bahwasanya Islam menghapus dosa yang telah lalu." (HR.Muslim:121)

عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ : إِذَا أَسْلَمَ العَبْدُ فَحَسُنَ إِسْلاَمُهُ كَتَبَ اللهُ لَهُ كُلَّ حَسَنَةٍ كَانَ أَزْلَفَهَا وَ مُحِيَتْ عَنْهُ كُلُّ سَيِّئَةٍ كَانَ أَزْلَفَهَا, ثُمَّ بَعْدَ ذَلِكَ القِصَاصُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرَةِِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِئَةِ ضِعْفٍ وَ السَيِّئَةُ بِمِثْلِهَا إِلاَّ أَنْ يَتَجَاوَزَ اللهُ.(رواه النسائي :8/105-106)
Dari Abu Sa'id Al Khudry rodhilAllahu'anhu Dari Nabi SholAllahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda :"Apabila seorang hamba masuk ke dalam agama Islam dan memperbaiki keislamannya, maka Allah mencatat semua kebaikan yang ia kerjakan sebelumnya (sebelum masuk Islam) dan Allah menghapus semua kejelekan yang ia lakukan sebelumnya. Kemudian setelah itu (Allah) membalas satu kebaikan dengan pahala sepuluh kali lipat dari amalannya, bahkan Allah melipatgandakan hingga tujuh ratus kali lipat dari amalannya. Dan kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya, atau Allah mengampuninya." (HR. Nasa'I : 8/105-106)

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahulloh berkata (menjelaskan hadits diatas,red): "Yang dimaksud adalah kebaikan dan kejelekan yang dia kerjakan sebelum masuk Islam. Hal ini menunjukkan bahwasanya kebaikan yang dia kerjakan selama dalam keadaan kafir akan diberi pahala apabila dia masuk Islam dan kejelekan yang dia kerjakan akan terhapus dengan syarat dia memperbaiki keislamannya dan menjauhi kejelekan tersebut setelah masuk islam. Inilah pendapat Imam Ahmad rahimahulloh. Pendapat ini dikuatkan dengan hadits yang diriwayatkan Bukhari : 2/268 dan Muslim : 120 dari Ibnu Mas'ud radhiyAllahu 'anhu ia berkata :"Wahai Rosulullah ! apakah kita dihukum karena kejelekan yang kita kerjakan pada masa jahiliyah ." Beliau menjawab : "Barangsiapa diantara kalian yang memperbaiki keislamannya maka dia tidak dihukum karena kejelekannya (di masa jahiliyah), dan barangsiapa berbuat kejelekan setelah masuk islam, maka ia dihukum karena kejelekan yang ia lakukan pada masa jahiliyah dan setelah ia masuk Islam." (Iqodzul Himam Al Muntaqo min Jami'il Ulum Wal Hikam hal 177)

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم : الإِسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَ يُعْلَى عَلَيْهِ.
Rosululoh SholAllahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Islam adalah agama yang tinggi.dan tidak ada agama yang lebih tinggi darinya." (Hadits hasan, lihat Irwaul Gholil no. 1268 oleh syaikh al-Albani (tanpa tambahan editor)

* KEBAHAGIAAN DI DALAM ISLAM

Kebahagiaan dan ketentraman tidaklah diukur dengan banyaknya harta dan benda. Kebahagiaan tidak akan terwujud dengan hanya menumpuk materi dan ketentraman tidak akan terpenuhi hanya dengan mengejar duniawi. Islam agama yang mulia dan penuh berkah, mengajak pemeluknya menjadi orang yang hidup berbahagia. Bahkan barangsiapa yang memperbaiki keislamannya, Islam akan menjamin baginya ketentraman dan kebahagiaan di dunia dan di akherat. Maka berapa banyak orang miskin yang taat kepada Allah dan Rosul-Nya, ia mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan. Hidupnya tenang, keluarganya rukun, istri dan anaknya patuh dan sayang kepadanya, sehingga rumahnya laksana surga di dunia. Maha benar Allah dalam firman-Nya :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami berikan balasan kepada mereka dengan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (An Nahl : 97)
الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوب
"(yaitu)orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram." (Ar Ro'd : 28)

Dan sebaliknya betapa banyak orang yang hidup mewah namun jauh dari Allah dan Rosul-Nya, mereka tiada mendapatkan ketentraman dan kebahagiaan. Hidupnya sempit, keluarganya berantakan, istri dan anak durhaka kepadanya, sehingga rumah tangganya ibarat neraka di dunia. Dia mencari kesenangan bahkan dia membeli ketentraman, namun yang ia dapatkan adalah kecelakaan. Dia ingin damai dan bahagia tetapi yang ia jumpai adalah bencana dan malapetaka. Allah berfirman :

"Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta (124)Berkatalah ia,"Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?(125)Allah berfirman:"Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat kami, maka kamu melupakannya dan begitu pula pada hari ini kamupun dilupakan(156)Dan demikianlah kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.(127) (Toha : 124-127)
bersambung .........

No comments: